Jumat, 04 Maret 2011

Belajar Ngaji Islam

Posts Tagged ‘Jangan Khianati Amanah’
Jangan Khianati Amanah
Thursday, February 26th, 2009


Suatu hari.dalam perjalanan pulang dari sebuah pertempuran. Rosulullah SWT bersama pasukan beristirahat di suatu tempat.Tidak ada tempat untuk berlindung dari sengatan terik matahari.Hamparan padang pasir membuat panasnya kian menjadi-jadi. para sahabat tidak tahan melihat Rasul mereka terbakar matahari. Beberapa sahabt berinisiatif memayungi Rasululah. Tapi. Lagi-lagi tak ada yang bisa mereka gunakan untuk payung.

Akhirnya mereka mengambil selembar kulit kambing yang sudah di keringkan. Kulit kambing itu sendiri merupakan ghanimah {rampasan perang} yang belum di bagikan, Karenanya, Tidak ada seorangpun yang berhak menggunakannya. Melihat tindakan baik para sahabatnya, Rosulullah justru tidak mau di payungi. Beliau lantas berkata, “Relakan kalian jika nabi kalian bernaung di bawah api
neraka?”

Maksud dari perkataan Rosullullah tersebut,beliau tidakrela di payungi dengan kulit kambing yang statusnya masih rampasan perang yang belum di bagi. Sehingga belum jelas pemiliknya. Dalam ajaran islam, mengambil atau menggunakan harta rampasan perang merupakan tindakan dosa {ghulul}. ketakutan Rosulullah SAW merupakan cerminan dari penghayatannya atas firman Allah,
”Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barang siapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu. maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatinya itu,Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan, dengan pembalasan yang setimpal, sedang mereka tidak dianiaya. “{QS.Ali Imran;161}

Kisah Rasulullah di atas menegaskan betapa pentingnya amanat. Amanat tidak saja berkaitan dengan hak-hak orang lain, Tapi juga dengan ancaman siksa diakhirat bagi siapa yang melanggarnya.Amanah memiliki pengertian yang amat luas di dalam islam. tidak sekedar berkaitan dengan soal titip-menitip,atau pinjam-meminjam. tapi lebih dari itu, inti amanah adalah kesadaran akan segala kewajiban yang di bebankan di atas pundaknya. menunaikannya dengan keyakinan bahwa ia akan di minta pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT.

Menjadi bendahara harus amanah. jangan mengambil uang yang bukan haknya. menjadi guru harus amanah, jangan mengajarkan yang tidak benar kepada murid. menjadi karyawan harus amanah, jangan hanya menuntut hak tanpa menunaikan kewajiban. menjadi gubernur, Wali Kota,Bupati, Camat, Lurah,Mentri, Politisi,apa lagi menjadi Presiden. harus amanah jangan seenaknya menggunakan kekuasan untuk tujuan pribadi. dalam kisah di atas, kalau Rosullulah mau, maka ia bisa memerintahkan anak buahnya memayunginya. tapi itu tidak dilakukan.bahkan di payungipun menolak.

Bagaimana dengan para penguasa kita. pejabat kita, yang dengan seenaknya memakan uang rakyat? Berkolusi dengan para penguasa untuk membesarkan perut mereka? amanah yang mereka emban berkaitan dengan urusan ribuan, bahkan jutaan orang. maka para pengusaha dan pejabat yang tidak amanah tersebut dosanya bisa jadi lebih banyak. karena tidak hanya satu dua orang yang dizalimi,tapi ratusan ribu.

Islam mewajibkan kepada umatnya agar bersipat amanah, sebagai mana firman Allah SWT.”Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu sekalian mengkhianati Allah dan Rosul Nya dan jangan pula mengkhianati amanah -amanah yang di percayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui.”{QS.Al-Anfal: 27} Amanah juga menjadi salah satu pilar keselamatan dan kemenangan bagi orang-orang, “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah {yang dipikulnya} dan janjinya.” {QS.Al mukmin:8}

Rosulullah saw pun menegaskan pentingnya amanah dalam beberapa haditsnya, seperti di katakan Anas bin malik, tidaklah Rosulullah saw berkhutbah melainkan berkata, “Tidak sempurna iman orang yang tidak menjaga amanah.”{HR Ahmad}. Dalam hadits lain rosulullah menyebut khianat {tidak memegang teguh amanah} sebagai salah satu sifat orang munafik. {Muttafak ‘alaihi}.sementara Maimun bin Mahram berkata, “Terbunuh di jalan Allah merupakan penghapus segala dosa, selain dosa {pelanggaran|} amanah.”

Untuk dapat menjalankan amanah, ada beberapa hal yang harus di lakukan. Pertama, menempatkan orang pada tempat yang layak untuknya. Adalah khianat jika seseorang memberikan jabatan kepada orang yang tidak memiliki kapasitas untuk jabatan tersebut. Rosulullah bersabda,”Jika suatu urusan di serahkan kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancurannya.”{HR. Bukhari} Abu dzar, pernah berkata kepada Rosulullah saw, “Wahai rosulullah tidakkah engkau mengangkatku sebagai pejabat?” Maka, Rosulullah saw menepuk pundaknya seraya bersabda, “wahai abu Dzar, engkau orang yang lemah, sedangkan kepimpinan itu amanah. ia akan menyababkan kehinaan dan penyasalan di hari kiamat, kecuali bagi orang yang menerimanya dengan cara yang haq dan menjalankannya dengan haq pula.”{HR.muslim}

Kemampuan ilmiah dan amaliah bukanlah jaminan keshalihan jiwa. Betapa banyak orang yang tutur kata dan prilakunya menjadi pujian orang, namun tidak memiliki kemampuan yang mendukung untuk menyukseskan tugas-tugas yang di embannya. Karenanya, ketika Nabi Yusuf as mencalonkan diri menjadi bendahara Mesir, beliau tidak hanya mengandalkan keshalihan dan ketakqwaan saja. sifat yang beliau ajukan kepada Raja Mesir, waktu itu adalah kemampuannya menjaga harta negara dan wawasannya yang luas dalam mengatur kekayaan negara. Allah SWT melukiskan hal ini dalam firman-nya. Jadikanlah aku bendaharawan negeri {mesir}.sesungguhnya aku orang yang mampu menjaga dan berpengetahuan.”{QS. yusuf 55}.

Kedua, bagi orang yang telah mendapatkan amanah, harus menjalankan dengan sebaik-baiknya. Atau dalam bahasa haditsnya Itqan dan Ihsan. Jangan justru sebaliknya, amanah yang diembannya malah menyengsarakan orang lain. Nabi Ibrahim As diuji Allah SWT karena menjalankan segala tugas dan kewajiban yang di berikan Allah kepadanya secara tuntas. “dan,ketika Allah menguji ibrahim dengan beberapa kalimat {perintah dan larangan}. ia mentaatinya dengan sempurna. ” {QS Al-baqarah:124}.

Ketiga, bahwa semua yang kita miliki dalam hidup ini adalah titipan. jasad, akal, pancaindra, harta,anak, jabatan, dan lain sebagainya, adalah amanah titipan Allah. semuanya harus digunakan di jalan yang diridhai Allah ketika kenikmatan-kenikmatan itu hadir pada diri kita, kita harus menyadarinya bahwa itu adalah amanah dan titipan dari Allah SWT.

Selain titipan Allah,kita juga harus menjaga titipan orang lain. Dalam bentuk barang, pinjaman, penjanjiaan, atau kesepakatan-kesepakatan lainnya. Dalam situasi genting pada malam hijrah, rosulullah masih menyempatkan diri untuk berpesan kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra agar mengembalikan barang-barang milik orang kafir Quraisy.

saat ini sifat amanah memang seperti “barang langka”. Tapi bukan berarti kita harus hanyut dalam pusaran orang-orang yang suka melanggar amanah. justru karena langkanya, orang yang memilikinya adalah orang yang luar biasa.
Wallahu a’lam bishawab.

Roni s

Tags: Jangan Khianati Amanah
Posted in Uncategorized | No Comments »
www.myland59.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar