Selasa, 13 Desember 2011

Oxytocin si Lem Kuat Manusia


On December 9, 2010, in Teaching, by Felicia Sidharta
Tahukah kamu akan adanya sebuah hormon yang disebut oxytocin?

Oxytocin adalah sejenis hormon yang di keluarkan oleh kelenjar pituitari yang terletak di otak manusia, pada saat manusia melahirkan, menyusui dan berhubungan seksual. Hormon oxytocin bekerja layaknya lem kuat manusia. Hasil riset mengatakan bahwa hormon oxytocin dapat menguatkan intensitas ikatan antara dua manusia, mengurangi kemampuan berpikir kritis manusia dan juga menumbuhkan rasa kepercayaan.

Untuk ibu-ibu saat melahirkan dan dalam masa menyusui tentunya hormon ini akan menimbulkan kedekatan yang luar biasa antara ibu dan anak. Rasa percaya dan bertambahnya intensitas ikatan tersebut semakin mempererat jalinan emosional antara si ibu dan bayi kecilnya, dan efek kemampuan berpikir kritis yang berkurang akan membuat si ibu mengedepankan kebutuhan si anak di atas segala ketidak nyamanan, kerepotan dan segala rasa sakit yang dilaluinya untuk melahirkan si kecil.

Lalu apa jadinya saat hormon yang sama juga hadir ketika dua manusia berhubungan seksual? Tentunya kedua pasangan juga akan menjalin ikatan kuat, mempunyai kecenderungan untuk melupakah hal-hal buruk yang pernah terjadi di antara mereka dan juga bertambahnya rasa percaya di antara mereka. Ini tentunya sesuatu yang ideal untuk hubungan seksual yang dilakukan dalam ikatan pernikahan.

Bagaimana dengan mereka yang belum mengikat janji di depan altar?

Hormon oxytocin tersebut tentunya tidak pilih kasih. Hormon yang sama dengan efek yang sama akan tetap ada mempengaruhi hubungan antara kedua manusia yang melakukan hubungan seksual tersebut. Badan yang terlanjur mengikat dirinya dengan sebentuk badan yang lain tanpa komitmen yang pasti bisa saja berarti kabar buruk untuk kelangsungan hubungan itu sendiri. Sepasang manusia yang telah merasakan keterikatan kuat di luar pernikahan kadang akan merasa sudah cukup nyaman sehingga tidak lagi mempedulikan nilai-nilai penting yang diperlukan untuk membangun sebuah hubungan yang solid.

Tak jarang juga bila kita melihat pasangan-pasangan di sekeliling kita yang sepertinya adalah kabar buruk bagi satu sama lain entah karena frekuensi mereka saling menyakiti ataupun keintensitasan mereka menggunakan satu sama lain, bertahan dalam suatu hubungan yang tak sehat. Mereka seakan tak mempunyai kemampuan atau keingingan untuk mengakhiri hubungan tersebut yang sesungguhnya mereka sendiripun tak tahu kemana tujuannya. Ini bisa jadi dikarenakan oleh hormon oxytocin itu tadi yang sudah bekerja membutakan segala kemampuan berpikir secara kritis. Oxytocin membutakan dan mengikat manusia dalam sebuah ikatan yang sesunggunya adalah amunisi tangguh bagi pasangan yang sudah menikah dengan segala problematikanya.

Karena estrogen memperkuat efek dari oxytocin, biasanya wanita jugalah yang akan mampu merasakan suatu ikatan yang jauh lebih kuat daripada yang lelaki mampu rasakan, wanita jugalah yang akan lebih menderita dari rusaknya sebuah ikatan. Menurut Drs. Diggs and Keroack, “Mereka yang telah menyalah gunakan seksualitas mereka dengan menjalin ikatan kuat dengan beberapa orang, akan mengurangi kekuatan si hormon oksitosin tersebut untuk menjaga sebuah ikatan permanen dengan satu orang saja.” Jadi, budaya masa kini yang membiarkan hubungan seksual sepuasnya yang penting sama-sama senang, sama saja membiarkan terlahirnya manusia-manusia yang nantinya harus melakukan usaha ekstra super amat sangat keras dalam menjalin ikatan yang kuat dengan pasangan hidupnya di kemudian hari. Seperti lem kuat yang merekat erat untuk pertama kalinya, setelah cabut pasang yang kesekian kalinya, tentunya tak akan bisa mampu mendapatkan daya erat seperti semula.

Tuhan telah menciptakan manusia dengan desain yang sungguh mendetil dan komplit. Seperti layaknya mobil mainan rakitkan yang menyertakan lem kuat di dalam kotaknya, begitu juga manusia. Siapakah kita untuk mengabaikan karunia tersebut

www.myland59.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar