Senin, 03 Januari 2011

Do'a yang dikabulkan



Pendahuluan


Segala pujaan yang memuji dan segala pujian yang memuja hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kesejahteraan semoga Allah curahkan kepada pemimpin dan panutan kita, Nabi Muhammad saw., yang diutus untuk membawa rahmat kasih sayang bagi semesta alam dan sebagai bukti bagi Allah atas makhluk-Nya.
Juga kepada keluarga, seluruh sahabat, dan para pengikut beliau sampai hari kiamat.

Amma ba'du. Doa adalah seruan dari yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi. Doa tidak ditujukan kecuali kepada yang kekuasaannya lebih tinggi dan lebih besar dari kekuasaan orang yang memohonkannya. Berkaitan dengan Allah, maka kita memanjat kan doa kepada Allah SWT, karena Dialah satu-satunya Zat Yang Mahakuasa di alam raya ini, yang tidak mustahil sesuatu bisa terjadi hanya dengan kehendak-Nya.

Karena itu, apabila Anda menghendaki sesuatu, sedangkan kemampuan Anda menurut hukum alam (kausalitas) sangat terbatas dan tidak mampu merealisasikan keinginan itu, maka Anda akan meminta tolong kepada Zat Yang Mahabesar kekuasaan- Nya di jagat raya ini, yang tidak dibatasi oleh hukum alam Maka, Anda akan berucap, "Ya Rabb! Ya Tuhan!" Lalu Anda meminta kepada Allah SWT yang telah menciptakan alam raya dan menurunkan hukum alam, dengan harapan Allah SWT mengabulkan permohonan yang tidak mampu Anda merealisasikannya.

Semua kaum muslimin di dunia ini mengenal apa yang disebut doa dan mereka pun sering melakukan kegiatan berdoa. Bahkan, semua orang sesat, kafir, dan pendurhaka, ketika berada dalam kesusahan juga memohon dan berdoa kepada Allah SWT. Hal itu terjadi karena setiap orang bila berada dalam kesusahan selalu jujur terhadap dirinya. Juga karena setiap orang dengan insting keimanannya tahu bahwa hanya Allah sajalah yang mahakuasa. Hal ini dilukiskan di dalam AI-Qur'an,

"Apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada
kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri.
Tetapi, setelah kami hilangkan bahaya itu daripadanya,
dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah
dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan)
bahaya yang telah menimpanya." (Yunus: 12)

Namun, hanya sebagian kaum muslimin saja yang mengenal dengan benar apa yang dimaksud dengan doa dan melakukannya sesuai dengan tata cara berdoa yang diajarkan Islam. Pasalnya, karena seringnya mereka melakukan kegiatan berdoa, maka mereka menganggap bahwa berdoa adalah kegiatan yang biasa-biasa saja atau hanya sekadar rutinitas belaka.Karena itu, mereka enggan untuk mengetahui dengan benar pengertian dari doa, dan celakanya lagi'-

mereka pun tidak mau mengetahui bagaimana cara berdoa yang benar sesuai ajaran Islam. Sehingga, tidak heran jika ada di antara mereka yang sering berdoa, tetapi doanya itu belum juga dikabulkan oleh Allah. Padahal, Allah SWT berfirman,

"Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila
ia memohon kepada-Ku." (al-Baqarah: 186)

Karena itu, alangkah baiknya jika kita kembali mengetahui mengenai apa yang dimaksud dengan doa, bagaimana berdoa yang benar, dan macam macam doa para nabi yang mulia melalui buku ini. Sehingga, jika kita berdoa, maka Allah SWT akan mengabulkannya. Namun, apabila doa yang sudah lama kita panjatkan kepada Allah belum juga terkabul, maka mungkin ada cara berdoa kita yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, atau mungkin juga pengabulan doa kita ditangguhkan karena alasan tertentu yang hanya Allah saja yang tahu.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca agar doa yang kita panjatkan dikabulkan oleh Allah SWT. Amin, amin, yaa Rabbal alamin.



Pengertian Doa

Doa adalah seruan dari yang lebih rendah ke pada yang lebih tinggi. Doa tidak ditujukan kecuali kepada yang kekuasaannya lebih tinggi dan lebih besar dari kekuasaan orang yang memohonkannya.
Berkaitan dengan Allah, maka kita memanjatkan doa kepada Allah SWT, karena Dialah satu satunya Zat Yang Mahakuasa di alam raya ini, yang tidak mustahil sesuatu bisa terjadi hanya dengan kehendak- Nya.

Lain halnya dengan Anda. Bila Anda menghendaki sesuatu, sedangkan kemampuan Anda menurut hukum alam (kausalitas) sangat terbatas dan tidak
mampu merealisasikan keinginan Anda tersebut, maka Anda akan meminta tolong kepada Zat yang lebih besar kekuasaan-Nya di jagat raya ini, yang tidak dibatasi oleh hukum alam. Maka, Anda akan berucap, "Ya Rabb! Ya Tuhan!" Lalu Anda meminta kepada sumber kekuatan dan kekuasaan yang telah menciptakan alam raya dan menurunkan hukum alam, dengan
harapan Tuhan mengabul kan permohonan yang tidak mampu Anda merealisasikannya.

Materi doa selalu sesuatu yang Anda anggap baik untuk kehidupan Anda. Kita selalu mengharapkan kebaikan, tetapi sesuai dengan kaca mata yang dipergunakan dan tingkat pengetahuannya. Contohnya, harta. Setiap orang selalu melihatnya sebagai suatu kebaikan. Maka, mereka selalu mendambakan dan memohonkannya. Begitu juga kekuasaan. Setiap orang menganggapnya sebagai suatu kebaikan. Karena itu, mereka selalu memintanya kepada Allah SWT. Sehingga, ketika Anda menyumpahi musuh Anda (dengan kemalangan), berarti Anda sedang melampiaskan kebencian kepadanya dan sedang melenyapkan kemarahan terhadap orang yang
dianggap telah menyakiti Anda, atau yang telah merampas hak Anda.

Sesungguhnya doa itu adalah sebuah pengakuan dan seseorang akan kelemahannya. Karena itu, kita menemukan bahwa ada seseorang yang mempunyai kemampuan atau kekuasaan terhadap sesuatu, baik dengan harta maupun kekuatannya, lalu ia tidak berdoa. Mengapa ia harus berdoa, sedangkan ia bisa memenuhi keinginannya?. Orang seperti ini diilustrasikan di dalam AI-Qur' an sebagai,

"Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar
melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba
cukup.” (al- ‘Alaq: 6-7)

Maksudnya adalah bahwa biasanya manusia bila kemampuannya telah sanggup memenuhi kebutuhannya akan lalai dan lupa kepada Allah dan kekuasaanNya. Saat ini, kita lihat bahwa bila peradaban manusia telah semakin maju, maka mereka merasa tidak butuh, tinggi hati, sombong, dan tidak memerlukan Tuhan lagi kecuali segelintir di antara mereka.
Dahulu kala manusia mencari air dengan sungguh-sungguh. Bahkan, harus menggali sumur yang bersumber dari air hujan di perut bumi, dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mencarinya. Allah berfirman,

"Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya
Allah menurunkan air dari langit. Maka, diaturNya
menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian
ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang
bennacam-macam warnanya. Lalu, ia menjadi kering
dan kamu melihatnya kekuning-kuningan. Kemudian
dijadikan-Nya tanaman itu hancur. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal." (az-Zumar: 21)

Manusia dahulu sangat bergantung pada sumber sumber air berupa mata air dan sumur-sumur dalam memenuhi kebutuhannya terhadap air. Apabila ia pergi ke sebuah sumur atau mata air tapi tidak mendapatkan air, maka ia akan mengangkat kedua tangannya menengadah ke langit dan berkata, "Ya Rabb! Ya Allah!"


masih bersambung...



www.myland59.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar