Sabtu, 24 Desember 2011

Sambungan
Sekarang mari kita telaah, kira-kira apa yang mengurangi pahala shalat? Jawabnya ialah:

1. Kita tidak KHUSYU, pikiran kemana-mana karena tidak membaca bacaan shalat dengan suara sedang
2. Tidak Thuma’ninah penuh
3. Tidak tahu arti dari semua bacaan shalat
4.Tahu arti bacaan shalat tapi tidak menghayati
5. Waktu shalat tidak terjaga, melambatkan shalat
6. Wudhu tidak sempurna
7. Sunnah-sunnah shalat tidak diamalkan

Dan sebetulnya masih ada sebab-sebab lain yang dapat mengurangi pahala, namun kami sebutkan beberapa yang utama saja, terutama 5 point pertama yang kita bahas dalam 4 TIPS shalat khusyu ini.

Bayangkan, jika kita 30 tahun terakhir menjalankan shalat 5 waktu, dan ternyata hanya mendapat sepersepuluh pahala, maka berarti shalat kita yang dihitung hanya 3 tahun saja. Bagaimana jika kita shalat bolong-bolong? Baru 5 tahun terakhir?

Dalam Hal ini dikarenakan orang tersebut tidak tenang & tidak Thuma’ninah dalam shalatnya, tergesa-gesa, tidak menghayati, tidak memberikan sepenuh jiwa, hati & raga untuk menghadap Sang Khaliq. Ini pun menandakan bahwa shalat yang tidak Thuma’ninah itu TIDAK SAH! Dan Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan agar mengulangi shalatnya hingga sampai berkali-kali.

“Dan Rukuklah sehingga kamu Thuma’ninah dalam Rukuk itu, lalu tegaklah berdiri sampai kamu Thuma’ninah dalam berdiri .” HR.Bukhari 757, 793, 6251, HR.Muslim 397, Abu Dawud 956

Thuma’ninah ini tidak dapat dicapai jika kita masih dalam keadaan malas, terlalu capek atau mengantuk. Dalam sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Jika salah seorang diantara kamu mengantuk, sedang ia tengah melakukan shalat, hendaknya ia tidur terlebih dahulu sehingga hilang rasa mengantuknya. Karena kalau ia shalat terus, jangan-jangan ia beristighfar dan malah mencaci dirinya sendiri.”

HR. Bukhari 212, HR.Muslim 786, HR.Abu Dawud 1310, HR.Tirmidzi 388, Nasa’I 11215-11216, HR.Ibnu Majah 1370, HR.Ahmad VI/6, 202, 259, HR.Ad-Darimi 1373, Imam Malik 31/118

Didalam Hadits lain, dikisahkan Rasulullah Muhammad SAW memasuki masjid, tiba-tiba beliau melihat ada tali yang direntangkan antara dua tiang masjid tersebut.

Beliau lantas bertanya: “Untuk apa tali ini?” Para sahabat menjawab: “Itu milik Zainab, jika ia sedang lemas waktu shalat, tali itu dijadikan tempat berpegangan.”

Maka beliau bersabda: “Lepaskanlah tali itu, setiap kamu hendaknya shalat dengan bersemangat. Kalau dia memang terasa sangat capek, hendaklah istirahat dulu.” HR.Bukhari 1150, HR.Muslim 784 dan lainnya.

Jelas Hadits diatas menganjurkan agar orang yang shalat dengan konsentrasi penuh, pikiran terpusat dan semangat. Jika pun merasa mengantuk sekali, maka hendaknya istirahat atau melakukan sesuatu yang dapat menghilangkan rasa kantuknya.

Perhatikan, hadits diatas menganjurkan bahwa wanita pun agar mendirikan shalat berjamaah di masjid, dan ini dipertegas oleh Qur’anul Kariim dalam sebuah ayat, Allah berfirman:

QS.3 Ali Imran: 43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'

Jelas sekali bahwa kaum hawa pun diperintah agar shalat berjamaah, diperkuat dengan Hadits diatas, dan juga banyak Hadits lain yang jelas mendukung. Bahkan hingga masa kepemimpinan Khalifah Umar pun para istri tetap melaksanakan shalat berjamaah dalam masjid.

Namun untuk hukum shalat berjamaah bagi kaum hawa ini insya Allah akan kami bahas lain waktu insya Allah dalam e-book berbeda, doakan kami. Satu poin lagi yang perlu kita perhatikan, bahwa untuk mencapai shalat KHUSYU itu harus dengan semangat, namun tetap tenang tidak tergesa-gesa dan BUKAN dilakukan dengan lemah gemulai dan tidak bertenaga.

Untuk mencapai Thuma’ninah, hendaklah seorang muslim mempersiapkan dirinya untuk shalat, jangan sampai dia shalat dalam keadaan menahan sakit perut / menahan buang air kecil / shalat di hadapan makanan yang terhidang. Nabi saw bersabda: Tidak boleh shalat di hadapan makanan dan tidak pula boleh shalat saat dia menahan dua hal yang buruk (menahan buang air kecil & buang air besar)”. Shahih Muslim: 1/393 no: 560

Diriwayatkan dalam HR.Bukhari & HR.Muslim 558, bahwasanya Ibnu Umar pernah dihidangi makanan, saat itu adzan berkumandang, namun beliau terus saja makan samapi selesai. Padahal beliau sudah mendengar suara bacaan imam.

Situasi sekitar juga sedikit banyak mempengaruhi Thuma’ninah:

“Apabila matahari terik / panas sekali, tundalah waktu shalat hingga cuaca agak reda,,, ” HR. Bukhari, Muslim

Dalam Hadits lain, sesuatu yang merusak konsentrasi pun hendaknya dihindarkan. Dari Anas Bin Malik RA diceritakan, bahwa Aisyah RA memiliki kain korden berhias yang menutupi sebagian tembok rumahnya. Maka Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Singkirkan korden itu, sesungguhnya gambar-gambarnya itu terus terbayang dalam diriku saat shalat.”

HR.Bukhari 374, HR. Ahmad III/151

Juga dalam Hadits riwayat lain, Rasulullah Muhammad SAW memendekkan bacaan saat ada anak menangis.

Dan hendaklah pula dia menghilangkan segala sesuatu yang bisa menyebabkan dirinya lalai dari shalatnya seperti hiasan-hiasan, gambar gambar dan yang sepertinya. Dari Aisayh ra berkata: Rasulullah saw shalat mengenakan pakian jenis khomishah yang memiliki garis-garis lalu saat shalat beliau melirik kepada garis-garis yang ada padanya maka Nabi saw bersabda:

Kembalikanlah kain khomisah ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan berikanlah kepadaku kain jenis anbijani sesungguhnya dia tadi telah melalaikanku dalam sholatku” . ( Shahih Bukhari: 1/141 no: 373 dan shahih Muslim: 1/391 no: 556)

Tidak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran. Pelakunya harus dicegah dan diperingatkan akan ancamannya. Abu Abdillaah A-Asy’ari berkata: “Rasulullah Muhammad SAW shalat bersama sahabatnya, kemudian setelah selesai beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu rukuk lalu sujud dengan cara mematuk, maka Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Apakah kalian menyaksikan orang ini? BARANG SIAPA MENINGGAL DENGAN KEADAAN (SHALATNYA) SEPERTI INI MAKA DIA MENINGGAL DILUAR AGAMA MUHAMMAD . Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah. Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya ialah bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma, bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya ?”

HR. Ibnu Khuzaimah 1/332, Shifah Shalah An-Nabi oleh Albani

Mari perhatikan, bahwa salah satu tujuan shalat ialah mencari ketenangan dan kepuasan batin. Dan jiwa kita tidak akan pernah tenang dan puas jika shalat kita selalu buru-buru, tergesa-gesa.

Setan sangat pintar & licik, Setan membiarkan kita merasa beragama Islam, namun ternyata jika shalat kita tergesa-gesa, maka ternyata kita meninggal diluar agama Islam, berdasar hadits diatas dan hadits berikut dibawah ini.

Zaid bin Wahb berkata: “Hudzaifah pernah melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Ia lalu berkata: “Kamu belum shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini), NISCAYA engkau mati diluar fitrah yg sesuai dengan fitrah tersebut Allah menciptakan

Muhammad SAW .” HR. Bukhari, Fath Al-Bari 2/274.

Shalat akan terasa nikmat, mudah, dan malah kita ingin shalat lagi jika kita bisa Khusyu, tidak tergesa-gesa, tenang dalam setiap sebelum pergantian gerakan, Thuma’ninah sehingga bacaan meresap ke hati & jiwa, perasaan tenang, sejuk terasa dalam batin, hati & jiwa. Sebaliknya, orang yang tidak khusyu, tergesa-gesa dan tidak Thumaninah, maka akan merasa berat dengan shalat, hal ini tentu akan sulit mencapai ketenangan jiwa

QS.2 Baqarah:45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu' ,

Rasulullah Muhammad SAW selalu mencari ketentraman hati dengan shalat berjama’ah, Jika beliau dilanda kesusahan oleh suatu perkara, maka beliau meminta Bilal agar menyerukan adzan untuk shalat berjama’ah:

“Bangkitlah wahai Bilal dan tenangkanlah kita dengan shalat.” HR. Abu Dawud 4/297 No.4986

Bagaimana dengan shalat kita selama ini??? Masihkah kita shalat dengan pikiran tertuju pada Harta, tahta, cinta & dunia??? Atau Shalat kilat express??? Saat imam belum sempurna sujud kita sudah bergerak menyamai imam?

Ingatlah bahwa Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan agar kita tidak bergerak sebelum imam betul-betul melakukan gerakan selanjutnya secara penuh . Sering kita perhatikan saat Imam baru setengah gerakan menuju sujud, kita sudah mengikutinya, ini sama sekali tidak benar.

Orang yang meninggalkan Thuma’ninah ketika mengerjakan shalatnya, sedang ia mengetahui hukumnya, MAKA WAJIB BAGINYA MENGULANGI SHALATNYA SAAT ITU DENGAN SEKETIKA DAN BERTAUBAT ATAS SHALAT-SHALATNYA YANG DIA LAKUKAN TANPA THUMA’NINAH PADA MASA-MASA LALU . Namun ia tidak wajib mengulangi shalat-shalatnya di masa lalu, berdasarkan Hadits:
“KEMBALILAH, DAN SHALATLAH, SESUNGGUHNYA ENGKAU BELUM SHALAT . ” HR. Bukhari, Muslim

Termasuk tidak khusyu dalam shalat ialah jika kita banyak melakukan gerakan sia-sia dalam shalat. Sebagian umat Islam hampir tidak terelakan dari bencana ini, yakni melakukan gerakan yang tidak ada gunanya dalam shalat. Mereka tidak melupakan perintah Allah yang tersebut dalam firmanNYA:

Qs.Baqarah:238.Peliharalah SEMUA SHALAT , & shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' .

Juga tidak memperhatikan firman Allah:

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

2. Orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,

QS.23 Al-Mukminuun: 1-2

Dinding Masjid Zaman Rasulullah Muhammad SAW masih terdiri dari tanah liat kering saja, sedangkan Lantai Masjid di zaman Rasulullah Muhammad SAW masih hanya berupa tanah saja.

Suatu saat, Rasulullah Muhammad SAW ditanya tentang hukum

meratakan tanah ketika sujud. Beliau menjawab:

“Jangan engkau mengusap ketika engkau dalam keadaan shalat. Jika terpaksa harus melakukannya, maka cukup sekali meratakan kerikil.” HR. Abu Dawud, 11/581. HR. Muslim

Para Ulama menyebutkan, banyak gerakan secara berturut-turut tanpa dibutuhkan dapat membatalkan shalat. Apalagi orang yang melakukan pekerjaan yang tidak ada gunanya dalam shalat. Berdiri di hadapan Allah sambil melihat jam tangan, membetulkan pakaian yang tidak membuka aurat, memasukkan jari ke dalam hidung, melempar lirikan ke kanan kiri atau ke atas langit. Ia tidak takut kalau-kalau Allah mencabut penglihatannya atau setan melalaikannya dari ibadah shalat.

Diantara tabiat manusia yang tergesa-gesa dan tidak Thuma’ninah dalam shalat ialah mendahului imam dalam shalat.

,,, dan ialah manusia bersifat tergesa-gesa. Qs.Isra’:11

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dalam As-Sunan Al-Kubra, 10/104, dan juga dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, Hadits No. 1795, menuliskan bahwa:

“Pelan-pelan ialah dari Allah, dan tergesa-gesa ialah dari Setan.”

Dalam Shalat jamaah, sering kita menyaksikan di kanan kirinya banyak sekali orang yang mendahului imam dalam semua gerakan. Mungkin belum tahu ilmunya, atau tidak disadari itu pun terjadi pada banyak diantara kita.

Perbuatan yang sekarang dianggap remeh oleh umat Muslim di zaman ini, justru oleh Rasulullah Muhammad SAW malah diperingatkan dan diancam keras dalam sabda beliau:

“Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala keledai?” HR. Muslim, 1/320-321

Jika orang yang hendak melakukan shalat dituntut untuk mendatanginya dengan tenang, maka dalam shalat pun diharuskan dalam keadaan tenang pula dan tidak tergesa-gesa.

Namun melambatkan gerakan setelah imam pun dilarang, yang tepat menurut para fuqaha’ telah menyebutkan kaidah yang baik dalam hal ini ialah MAKMUM TIDAK BERGERAK SEBELUM IMAM SELESAI BERPINDAH GERAKAN SHALAT, NAMUN HENDAKNYA MAKMUM SEGERA BERGERAK BEGITU IMAM SELESAI MENGUCAPKAN TAKBIR & SELESAI BERPINDAH GERAKAN & BENAR-BENAR PADA POSISI GERAKAN SHALAT SELANJUTNYA .

Ketika imam selesai melafadzkan huruf RO’ dari kalimat Takbir ALLAAHU AKBAR, maka saat itulah makmum harus segera mengikuti gerakan imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya. Maka batasannya menjadi jelas.

Dahulu para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak mendahului Rasulullah Muhammad SAW, salah seorang sahabat bernama Al-Bara’ bin Azib berkata:

“Sungguh mereka (para sahabat) shalat dibelakan Rasulullah Muhammad SAW, maka jika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk (dan para sahabat juga mengangkat kepala mereka), saya tidak melihat seorang sahabat pun yang memulai gerakan untuk membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah Muhammad SAW meletakkan keningnya di atas lantai, baru orang-orang yang berada di belakangnya memulai bergerak untuk bersimpuh sujud.” HR. Muslim No. 474

Ketika Rasulullah Muhammad SAW mulai uzur dan geraknya tampak pelan, beliau mengingatkan orang-orang yang shalat dibelakangnya:

“Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka janganlah kalian mendahuluiku dalam rukuk dan sujud.” HR. Baihaqi, 2/93 dan Hadits ini dihasankan dalam Irwa’ Al-Ghalil

Dalam shalatnya, imam hendaknya melakukan sunnah dalam takbir, yakni sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA:

“Jika Rasulullah Muhammad SAW berdiri untuk shalat, beliau bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian bertakbir ketika turun (hendak sujud), kemudian takbir ketika mengangkat kepalanya, kemudian bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat kepalanya, demikian beliau lakukan dalam semua shalatnya sampai selesai dan bertakbir ketika bangkit dari dua (rakaat) setelah duduk (tasyahud pertama).” HR. Bukhari No 756

Jika imam menjadikan takbirnya bersamaan dan beriringan dengan gerakannya, sedang makmum memperhatikan dengan memperhatikan ketentuan dan cara mengikuti imam, sebagaimana disebutkan di muka, maka jamaah dalam shalat tersebut menjadi sempurna.

Dan kita pun tidak akan mencapai Thuma’ninah jika kita masih melirik ke kanan kiri atau atas. Dalam sebuah Hadits:

Dari Abu Dzar RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Allah senantiasa menghadap kepada hamba-NYA saat hamba mengerjakan shalat selama dia tidak menoleh. Maka apabila dia menolehkan wajahnya (tidak khusyu), maka Allah pun berpaling darinya.” HR. Ahmad 5/172

Sekian kiranya 4 TIPS yang kami perhatikan, kami admin www.islamterbukti benar.net memohon maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.

Setiap kebaikan, termasuk memegang erat shalat, akan dibalas:

QS.7 Al-A’raaf:170. Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang Mengadakan perbaikan.

Selain 4 tips itu, disarankan pula agar:

# Berdoa sebelum shalat, mohon lindungan ALLAH dari godaan syaithon

# Membunuh Egois & Sombong dalam diri

# Tiada daya & upaya melainkan milik Allah semata

Qs.6 Al-An'aam:42 ... supaya mereka memohon dengan tunduk merendahkan diri.

Hilangkan rasa sombong pada diri, jangan berfikir selain shalat, hilangkan apa yang telah dan akan kita lakukan. Bunuhlah semua yang berhubungan dengan aktivity di dunia, fokus hanya pada ALLAH & arti bacaan shalat. Menyadari dosa yang telah lalu

Dan lebih afdhol jika Dzuhur, Ashar & Isya' berdzikir pendek. Lalu Shalat Fajar & Maghrib berdzikir panjang.

Apa tanda seseorang menikmati shalat?

Rasulullah Muhammad SAW pernah ditanya: “Ya Rasul, shalat bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab: “Yang panjang kekhusyukannya.” HR. Muslim 756, Tirmidzi 387, DLL

Seperti yang telah kita ketahui, Rasulullah Muhammad SAW ialah orang yang paling bersyukur atas karunia Allah, saat Rasulullah Muhammad SAW telah dijamin kesalahannya diampuni, beliau bukan lantas kendur beribadah, malah shalat hingga kakinya bengkak. Dalam suatu Hadits diceritakan, seorang sahabat melihat Rasulullah Muhammad SAW melaksanakan shalat di masjid sendirian, kemudian sahabat berdiri ikut shalat menjadi makmum.

Rasulullah kemudian membaca surat Al-Baqarah sampai selesai, sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkan dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan membaca Surat Ali Imran hingga selesai.

Sahabat ini mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkannya dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan membaca surat An-Nisaa’ hingga akhir ayat.

Kemudian sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkannya dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkan bacaannya dengan surat Al-Mai’dah.

Sahabat ini tidak tahan lagi, membatalkan shalat dan berlalu sedang Rasulullah Muhammad SAW masih dalam keadaan shalat Rakaat pertama.

Perhatikan betapa Rasulullah Muhammad SAW menikmati & hanyut dalam bacaan yang begitu panjang. Dan jika kita ingin demikian, tentu hal pertama yang harus kita lakukan ialah paham arti bacaan yang kita baca, atau minimal tajwid dan suara yang merdu didengar.

Kami pernah beberapa menjadi makmum dibelakang imam yang berasal dari Saudi, dan bacaannya terasa enak didengar, sejuk dihati & jiwa meski suratnya agak panjang, dan justru serasa kurang dan ingin lagi, Subhanallah.

Hal lain yang kita ambil dari Hadits diatas ialah diperbolehkan membaca banyak surat dalam 1 rakaat. Jika Rasululllah Membaca dengan 5 surat panjang-panjang di awal Qur’an, maka ada baiknya kita meniru beliau membaca 5 surat tapi dari bagian belakang, surat yang pendek-pendek, syukur jika bisa bervariasi.

Hal ini tentu saja saat kita shalat sunnah sendirian, karena dalam shalat jamaah dianjurkan memendekkan bacaan karena dalam shalat berjamaah terdapat orang tua, anak-anak, wanita hamil dan orang sakit yang kurang kuat berdiri lama-lama.

Apa tanda shalat diterima?

,,, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji & mungkar,,, Qs. 29 Al-'Ankabuut: 45

QS.70 Al-Ma’aarij:19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,

21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,

Dari ayat diatas, salah satu tanda shalat yang baik ialah membuat manusia tidak mengeluh dan berkesah saat diberi cobaan beruba musibah, dan tidak kikir saat diberi cobaan berupa rezeki atau kebaikan lainnya.

Jika kita sudah paham arti bacaan shalat, dibaca dengan Thuma’ninah, meyakini bahwa kita dapat mati setiap saat & segala perbuatan akan dibalas, meresap di hati, MENSUCIKAN JIWA KITA... maka insya Allah Shalat kita dapat mencegah kita dari perbuatan keji & mungkar… Amiin...

Saudara-saudariku, kami memperbolehkan semua posting dalam website ini di copy paste & disebarkan, tolong sebarkan website ini agar lebih banyak lagi orang tahu jika cuma Islam saja satu-satunya agama yang benar.

Saudara-saudariku, kami memperbolehkan semua posting dalam website ini di copy paste & disebarkan, tolong sebarkan website ini agar lebih banyak lagi orang tahu jika cuma Islam saja satu-satunya agama yang benar.

Semoga dengan menyebarkan & pesan berantai ini dapat menjadikan amal ILMU YANG BERMANFAAT sehingga pahala tetap mengalir meski kita telah ditanam dalam kubur.

Islam tak kan bangkit jika umat masih ragu pada Islam & dakwah tidak dijalankan

Jadi saudaraku, apa lagi yang kau ragukan tentang Islam?

Dan saudaraku yang sudah yakin dan mantap dalam Islam, Islam tidak akan pernah bangkit selama banyak umatnya masih ragu.Dan umat akan tetap ragu jika dakwah tidak dijalankan. Tahukah saudara jika dakwah bukan hanya tugas dan kerja ustadz saja, tapi bahkan merupakan KEWAJIBAN SETIAP MUSLIM?

Qs.3:20 Kewajiban kamu hanyalah menyampaikan
Qs.42:48 Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan
Qs.16:82 Kewajiban yang dibebankan atasmu hanyalah menyampaikan
Qs.16:125 Serulah pada jalan Tuhan-mu dengan hikmah & pelajaran baik
Qs.5:92 Kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan dengan terang
Qs.64:12 Kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan dengan terang

Apakah saudara Merasa nikmat, teduh, sejuk, damai, sentosa setelah yakin akan kebenaran Islam? Sampaikanlah pada saudara, teman & keluarga kita yang lain, bahkan semua orang dengan segala kemampuan & kelebihan teknologi, internet dengan penuh hikmah & cara yang baik.

www.islamterbuktibenar.net

Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:13
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:16
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:18
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:21
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:23
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:25
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:28
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:30
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:32
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:34
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:36
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:38
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:40
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:42
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:45
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:47
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:49
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:51
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:53
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:55
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:57
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:59
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:61
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:63
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:65
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:67
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:69
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:71
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:73
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:75
Nikmat Tuhanmu manakah yg kamu dustakan? Qs.55:77 — with Riyadi P Kusumah.


www.myland59.blogspot.com

1 komentar: